
Sehat merupakan
hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari.
Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (DepKes,
2006).
Upaya
pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah, terencana,
terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan
integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS tatanan rumah tangga (individu,
keluarga, masyarakat) dan Institusi Pendidikan terutama tingkat sekolah dasar
(SD).
Adanya kebijakan
dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan,
Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat penting untuk pembinaan PHBS
di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai
pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS) juga penting, sedangkan
masyarakat sekolah hanya berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat
baik di sekolah maupun di masyarakat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan
melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), dengan menitikberatkan kepada upaya sanitasi atau pengawasan berbagai
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar, 2010).
Kesehatan
lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan
fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya, oleh karena
itu diperlukan sanitasi lingkungan yang merupakan suatu usaha untuk mencapai
lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khusususnya
hal-hal yang memiliki dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia (Kusnoputranto, 2007).
Mengingat
sekolah merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai andil besar dalam
kelangsungan negara ini, maka perlu diperhatikan dan ditingkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik melalui salah satunya menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal yang nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
(Ahmadi, 2011).
Faktor-faktor
hygiene dan sanitasi sekolah sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
pegelola sekolah yang berwewenang, pegawai pengelola kebersihan sarana dan
prasarana dan siswa-siswi dalam menjaga kebersihan dan keindahan, namun hal itu
sering tidak berjalan lancar karena kurangnya perhatian pihak sekolah dan
penerapan pendidikan hidup sehat kepada peserta didik juga biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana.
Berdasarkan
dari pengamatan lapangan melalui kunjungan dapat disimpulkan bahwa keberadaan
sekolah di daerah pedalaman masih jauh dari standar atau dengan kata lain masih
banyak maslah yang didapatkan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain pengetahuan pendidik dalam menciptakan hygiene dan sanitasi sekolah,
kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti penyediaan tong sampah,
kebersihan kamar mandi.